pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan kacang hijau
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang berperan sebagai produsen di muka bumi ini. Dalam ekosistem terdapat dua macam komponen yang saling ketergantungan, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik . komponen biotik terdiri dari tumbuhan, hewan, dan manusia. Sedangkan komponen abiotik antara lain : udara, gas, angina, cahaya, matahari, dan sebagainya. Antara komponen biotik dan abiotik saling mempengaruhi, misalnya, tumbuhan memerlukan cahaya matahari untuk melakukan fotosintesis. Hasil fotosintesis di butuhkan oleh makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, kami mengadakan eksperimen untuk mengetahui apakah benar ada pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan kacang hijau.
B. rumusan Masalah
Sesuatu di sebut makalah, jika ada kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, antara apa yang ada dan apa yang seharusnya, dan apa yang tersedia dengan apa yang di butuhkan. Perumusan masalah nya adalah :
1 apakah ada pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan kami melakukan penelitian ini sebagai berikut :
1. Kami ingin mengetahui, apakah benar ada pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan kacang hijau.
2. Kami Ingin mengetahui dan mengkaji masalah pengaruh cahaya matahari.
3. Kami ingin mengetahui bagaimana cahaya matahari dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman kacang hijau.
D. Manfaat penelitian
Mengetahui apakah benar ada pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan kacang hijau
BAB II
Tinjauan Pustaka
A Landasan Teori
1 Tanpa cahaya matahari kehidupan di muka bumi tidak akan ada ( Depdikbud )
2 Tumbuhan tumbuh mencari matahari ( Biologi 3A Erlangga, pengarang Istamar syamsuri,dkk )
3 Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan setiap organ dan keseluruhan tumbuhan (Biologi 3A Erlangga, pengarang Istamar syamsuri,dkk )
4 Tumbuhan yang tidak terkena cahaya tidak dapat membentuk klorofil sehingga daun menjadi pucat (Biologi 3A Erlangga, pengarang Istamar syamsuri,dkk )
5 Jika intensitas cahaya terlalu tinggi, klorofil akan rusak (Biologi 3A Erlangga, pengarang Istamar syamsuri,dkk )
B Hipotesis
Asumsi
Benih kacang hijau yang di tanam\ tersebut memiliki daya tumbuh yang berbeda karena pengaruh cahaya matahari
Hipotesa
Berdasarkan asumsi di atas dapat di simpulkan bahwa : Ada pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan kacang hijau
BAB III
Metode penelitian
A Jenis Penelitian
Mengetahui apakah benar ada pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan kacang hijau
B Lokasi Penelitian
Rumah tugiman di kilo meter 11 bukit timah
Tanggal 3 oktober 2010 sampai 11ktober 2010
C Cara pengambilan data
Teknik observasi adalah melakukan penelitian langsung
Teknik perpustakaan adalah dengan mengunjungi perpustakaan dan mencari di internet disitus – situs yg bersangkutan
BAB IV.
Hasil penelitian dan pembahasan
Langkah Kerja
1. Rendam kacang hijau selama semalam
2. Sediakan dua gelas aqua ( aqua A dan aqua B ). Isi gelas A & B dengan kapas kosmetik yang kapas tersebut di basahkan
3. letak kan 2- 5 biji kacang hijau ke dalam gelas A dan B
4. Letakkan Gelas A di tempat Terang dan Gelas B ditempat gelap
5. siram setiap pagi dengan air agar kapas tetap lembab, tetapi jagan terlalu banyak agar biji tidak membusuk
6. ukur tinggi tanaman di Gelas A dan gelas B
Desain penelitian
Populasi adalah satu gelas di tempat terang dan satu gelas di tempat gelap
Tabel Data Penelitian
hari & tanggal ukuran di tempat terang ukuran di tempat gelap 1 03 Oktober 2010 mulai remdam 2 04 Oktober 2010 mulai bertumbuh 3 05 Oktober 2010 1,1 cm 1,30 cm 4 06 Oktober 2010 2,3 cm 1,40 cm 5 07 Oktober 2010 2,9 cm 3,80 cm 6 08 Oktober 2010 4,8 cm 4,60 cm 7 09 Oktober 2010 6,0 cm 5,30 cm 8 10 Oktober 2010 6,2 cm 7,00 cm 9 11 Oktober 2010 7,3 cm 13,1 cm 10 rata-rata pertumbuhan kacang hijau 4,37 cm - 5,36 cm
Analisis Penelitian
Perbedaan kacang hijau di tanam tempat gelap dengan tempat terang :
Warna daun kacang hijau di tempat terang berwarna hijau sedangkan di tempat gelap kuning ( pucat )
Pertumbuhan batang di tempat terang lebih lambat dari tempat gelap hal ini di sebabkan karena adanya hormone auksin
Di tempat terang arah tumbuhnya kearah matahari sedangkan di tempat gelap batang nya menjadi bengkok karena mencari cahaya matahari.
Warna batang di tempat terang hijau dan kuat sedangkan di tempat gelap warnanya putih susu dan rapuh.
Daun kacang hijau di tempat terang mengandung klorofil sedangkan di tempat gelap tidak.
BAB V
Penutup
A Kesimpulan
Dari hasil penelitian maka dapat kami ambil kesimpulan yaitu:
Cahaya matahari mempengaruhi pertumbuhan kacang hijau
Kacang hijau yang di tempatkan pada tempat yang gelap pertumbuhannya lebih tinggi dari pada di tempat terang, hal ini di sebabkan karena kacang hijau pada tempat gelap mencari matahari sedangkan pada tempat terang hormon sangat cepat berkembang, dimana hormon etilen fungsinya membuat batang lebih tebal dan menahan pemanjangan batang.
Hipotesis atau dugaan awal di terima karena sesuai dengan hasil eksperimen.
Dari hasil pengamatan dapat di simpulkan bahwa rata – rata kacang hijau yang tertinggi adalah kacang hijau yang di tanam di tempat gelap dan pertumbuhannya yang paling cepat juga di tempat gelap. Hal ini di sebab kan karena hormon sangat cepat berkembang di tempat gelap.
B Saran
Di muka bumi ini . tumbuhan adalah sumber makanan , saran kami adalah marilah kita menjaga kelestarian tanaman karena kita menyadari bahwa tanpa tanaman atau tumbuhan kita tidak akan ada di muka bumi ini. Dan semoga dengan adanya makalah yang kami buat yang berjudul “Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau “ para pembaca tertarik membacanya
Bahaya Narkoba Terhadap Remaja
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah S.W.T atas limpahan rahmat dan hidayah Nya sehingga karya tulis yang berjudul “Bahaya Narkoba Terhadap Remaja” dapat terselesaikan, meskipun jauh dari sempurna.
Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya generasi muda. Agar tidak terjatuh dalam lubang nista narkoba.
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi saat ini banyak media elektronik yang berdampak positif dan negatif. Seperti halnya tayangan – tayangan di TV tentang bahaya narkoba.
Seperti di Indonesia pengaruh narkoba terhadap remaja sangat memprihatikan bahkan menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup bangsa.
B.Rumusan Masalah
Mengapa banyak remaja pecandu narkoba ?
C.Tujuan Penelitian
Karya tulis ini ditulis untuk memenuhi tugas T I K ( Teknologi Informasi dan Komunikasi ) di sekolah.
D.Manfaat Penelitian
Agar para remaja senantiasa waspada terhadap narkoba yang sangat membahayakan kesehatan jasmani dan rohaninya.
BAB I
KAJIAN PUSTAKA
Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Bagi Remaja.2003. Jakarta : Badan Narkoba Nasional Republik Indonesia.
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. 1996. Malang : IKIP Malang.
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. 1997. Surabaya.: Kartika.
Kamus Praktis Ilmiah Populer. Surabaya : Kartika.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.PENDEKATAN DAN JENIS PENGAMATAN
Penelitian ini dilaksanakan dengan pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti.
B.KEHADIRAN PENELITI / LOKASI PENELITIAN
Peneliti hadir di lokasi penelitian yaitu di rumah Uut Kawi Raya No. 22 dan di rumah Ayu Kelud Gg. 1 No. 13.
C.SUMBER DATA
1.Ibu Ropingan ( Bibi Uut )
2.Ibu Paing ( Ibu Ayu )
D.PROSEDUR PENGUMPULAN DATA
Data dikumpulkan setelah peneliti mewawancarai sumber data dengan langsung datang ke rumah sumber data.
E.ANALISIS DATA
Berdasarkan keterangan sumber data yang merupakan orang tua dua korban pengguna narkoba telah meninggal dalam kecelakaan tunggal akibat penggunaan narkoba.
F.TAHAP – TAHAP PENELITIAN
Rencana : Senin, 3 November 2008, pukul 16.00 WIB.
Pelaksanaan pengumpulan data :
No.
Hari / Tanggal
Jam
Obyek Penelitian
1.
Rabu, 5 November 2008
16.00 – 17.30 WIB
di rumah Ibu Ropingan Kawi Raya No. 22 ( rumah Uut ).
2.
Rabu, 5 November 2008
19.00 – 20.00 WIB
di rumah Ibu Paing Kelud Gg. 1 No. 13. ( rumah Ayu ).
BAB IV
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Data ini diperoleh dari hasil wawancara terhadap nara sumber yang bertempat tinggal di Kawi Raya No. 22 dan Kelud Gg. 1 No. 13.
Berdasarkan hasil keterangan nara sumber dapat disimpulkan bahwa kedua remaja yang merupakan pecandu narkoba sering mengalami kejang – kejang karena kecanduan narkoba dan sejenisnya.
BAB V
PEMBAHASAN
1.Pengertian Bahaya, Narkoba, dan Remaja
Bahaya
Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia karangan Ali Saukah, M.A., bahaya artinya yang ( mungkin ) mendatangkan kecelakaan ( bencana, kesengsaraan, kerugian, dan sebagainya ).
Narkoba
Narkoba menurut pengertian farmakologi medis adalah obat yang dapat menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan penurunan tingkat kesadaran serta mengandung zat adiktif yang dapat menimbulkan kecanduan. Narkoba berasal dari tanaman kokain dan tanaman ganja. Dalam dunia kedokteran, bahan ini diperlukan untuk pengobatan penyakit tertentu, tetapi jika dikonsumsi secara bebas atau berlebihan akan berbahaya. Narkoba pada zaman sekarang ini menjadi masalah diberbagi negara, termasuk Indonesia, mengingat akibat yang ditimbulkan karena penyalahgunaannya dapat membahayakan kehidupan bangsa dan negara.
Remaja
Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia karangan Ali Saukah, M.A., remaja dapat diartikan pemuda atau pemudi yang muda belia.
2.Banyak remaja pecandu narkoba karena taraf coba – coba, taraf hiburan, taraf penggunaan secara teratur, dan taraf ketergantungan. Biasanya remaja yang baru memasuki taraf coba – coba langsung terseret sampai ke taraf ketergantungan, karena sifat narkoba yang mempunyai daya menimbulkan ketergantungan yang tinggi.
3.Bahaya narkoba terhadap remaja, antara lain :
Menimbulkan gangguan kesehatan jasmani dan rohani, merusak fungsi organ vital tubuh : otak, jantung, ginjal, hati, dan paru – paru, sampai kepada kematian sia – sia yang tidak patut ditangisi.
Memerlukan biaya yang sangat besar baik untuk membeli narkoba yang harganya sangat mahal, maupun untuk biaya pengobatannya yang juga sangat mahal, sehingga dapat membuat keluarga bangkrut dan menderita.
Menimbulkan gangguan terhadap ketertiban, ketentraman, dan keamanan masyarakat.
Menimbulkan kecelakaan diri yang bersangkutan dengan orang lain.
Perbuatan melanggar hokum yang dapat menyeret pelakunya ke penjara.
Memicu tindakan tidak bermoral, tindakan kekerasan dan tindakan kejahatan.
Menurunkan sampai membunuh semangat belajar adalah perbuatan yang menghancurkan masa depan.
Merusak keimanan dan ketakwaan, membatalkan ibadah agama karena hilangnya akal sehat.
BAB VI
PENUTUP
A.Kesimpulan
Penyalahgunaan narkoba bagi remaja sangat berakibat fatal baik jiwa atau raga dan juga mental spiritual.
B.Saran
Agar para remaja menghindari penyalahgunaan narkoba. Maka dari itu hendaknya kita bentengi diri kita dengan iman dan takwa. Karena maju mundurnya suatu negara terletak di pundak para remaja.
WABAH FLU BURUNG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wabah flu burung yang disebabkan oleh virus A subtype H5N1 mulai dikenal pada tahun 1997 di Hongkong, dengan sumber penularan dan penyebaran yang berasal dari peternak unggas. Selanjutnya menyebar dengan begitu cepat keseluruh dunia sehingga menjadi masalah global. Perkembangan flu burung yang terjadi di Indonesia juga sangat cepat sejak ditemukannya virus ini pada tahun 2004, yakni pada unggas yang kemudian menyebar dengan cepatnya kepada manusia. Dengan tingginya angka kematian akibat flu burung, kita perlu mewaspadai agar penyakit ini tidak berkembang. Untuk itu perlu di ambil sejumlah langkah pencegahan secara perorangan maupun lingkungan.
Di Indonesia pada bulan Januari 2004 di laporkan adanya kasus kematian ayam ternak yang luar biasa (terutama di Bali, Botabek, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat dan Jawa Barat). Awalnya kematian tersebut disebabkan oleh karena virus new castle, namun konfirmasi terakhir oleh Departemen Pertanian disebabkan oleh virus flu burung (Avian influenza (AI)). Jumlah unggas yang mati akibat wabah penyakit flu burung di 10 propinsi di Indonesia sangat besar yaitu 3.842.275 ekor (4,77%) dan yang paling tinggi jumlah kematiannya adalah propinsi Jawa Barat (1.541.427 ekor). Pada bulan Juli 2005, penyakit flu burung telah merenggut tiga orang nyawa warga Tangerang Banten, Hal ini didasarkan pada hasil pemeriksaan laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Depkes Jakarta dan laboratorium rujukan WHO di Hongkong. Melihat kenyataan ini seyogyanya masyarakat tidak perlu panik dengan adanya kasus flu burung di Indonesia, tetapi harus tetap waspada, terutama bagi kelompok yang beresiko karena kita tidak bisa memungkiri bahwa virus ini di negara lain telah menginfeksi manusia.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah :
a. Sebagai lampiran dalam pengajuan beasiswa
b. Penulis ingin mengetahui lebih dalam tentang tema yang di ambil
c. Untuk menambah ilmu pengetahuan serta wawasan yang luas
d. Memberi pengetahuan kepada para pembaca mengenai Flu Burung
C. Manfaat Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan tentang apa itu Flu Burung kepada para pembaca dan siapa saja yang membaca karya tulis ini. Sehingga mereka tahu apa itu Flu Burung dari pengertian, penyebab, penyebaran, gejala, hingga pencegahnya. Hal itu akan memicu mereka untuk waspada terhadap wabah Flu Burung.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN FLU BURUNG
Penyakit flu burung (H5N1) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus influenza tipe A yang ditularkan oleh unggas, dalam hal ini ayam, bebek, burung, angsa, kalkun, atau unggas sejenis.
Sebenarnya penyakit flu burung adalah penyakit pada hewan (zoonosis). Akan tetapi, dalam perkembangannya virus penyebab penyakit ini mengalami perubahan pada struktur genetisnya (mutasi) yang mengakibatkan virus ini dapat ditularkan kepada manusia. Flu burung dapat menyerang seluruh bangsa atau benua dan menimbulkan pendemi dalam waktu 2-3 tahun. Pada unggas ternak atau piaraan, infeksi oleh virus flu burung menyebabkan timbulnya dua bentuk penyakit, yaitu bentuk yang berpatogenisitas rendah atau “kurang ganas” dan bentuk yang sangat pathogen/ “ganas”.
B. PENYEBAB
Penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A . Virus influenza termasuk famili Orthomyxoviridae. Virus influenza tipe A dapat berubah-ubah bentuk (Drift, Shift), dan dapat menyebabkan epidemi dan pandemi. Virus influenza tipe A terdiri dari Hemaglutinin (H) dan Neuramidase (N), kedua huruf ini digunakan sebagai identifikasi kode subtipe flu burung yang banyak jenisnya. Pada manusia hanya terdapat jenis H1N1, H2N2, H3N3, H5N1, H9N2, H1N2, H7N7. Sedangkan pada binatang H1-H5 dan N1-N9. Strain yang sangat virulen/ganas dan menyebabkan flu burung adalah dari subtipe A H5N1. Didalam virus influenza A dapat terjadi perubahan besar pada komposisi antigeniknya yang disebut antigenic shift atau terjadi perubahan kecil komposisi antigenik yang disebut dengan antigenic drift. Perubahan-perubahan inilah yang memicu timbulnya epidemic atau bahkan pendemi. Gelombang epidemic oleh karena virus influenza A berlangsung secara periodic tiap 2-3 tahun, sedangkan periode terjadinya interepidemi untuk influenza B adalah lebih lama yaitu 3-6 tahun. Pada manusia hanya terdapat virus influenza A dari subtype H1N1, H2N2, H3N3, H5N1, H9N2, H1N2, dan H7N7, sedangkan pada hewan adalh subtype H1 sampai H5 dan N1 sampai N9. Dari semua subtype tersebut, hanya virus influenza A subtype H5 dan H7 yang sangat ganas. Meski demikian tidak semua virus influenza subtype H5 dan H7 bersifat ganas dan juga tidak semuanya menyebabkan penyakit pada unggas.
D. PENYEBARAN DAN PENULARAN
Penyebaran virus flu burung melalui unggas yang sedang ber migrasi belum sepenuhnya dipahami.Hanya saja, unggas air liar seperti bebek dan angsa yang merupakan anggota ordo Anseriformes serta burung camar dan dan burung laut dari ordo charadriiformes adalah pembawa virus influenza A subtype H5 dan H7. Virus yang dibawa unggas ini umumnya kurang ganas. Virus jenis ini hanya menyebabkan penurunan produksi telur, bulu-bulu mengerut atau berat badan ayam pedaging tidak naik-naik. Setelah masuk dan bersirkulasi didalam tubuh unggas ternak, influenza A akan beradaptasi dan bermutasi menjadi bentuk yang ganas,yaitu HPAIV dalam waktu beberapa bulan saja.
Flu burung menular dari unggas ke unggas, dan dari unggas ke manusia, Penyakit ini dapat menular melalui udara yang tercemar virus H5N1 yang berasal dari kotoran atau sekreta burung/unggas yang menderita flu burung. Penularan dari unggas ke manusia juga dapat terjadi jika manusia telah menghirup udara yang mengandung virus flu burung atau kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi flu burung atau benda-benda yang terkontaminasi oleh kotoran unggas sakit yang mengandung virus H5N1. Sampai saat ini kasus flu burung pada manusia lebih banyak terjadi di daerah pedesaan/ perkampungan ataupun di pinggiran kota yang padat penduduknya. Di daerah-daerah semacam itu, kebanyakan unggas yang dipelihara dilepas begitu saja atau tidak dimasukan dalam kandang, bahkan terkadang menyatu dengan rumah. Banyak pula yang kandangnya bertempat dimana anak-anak biasa bermain. Dengan kondisi seperti ini sangat mungkin terjadi penularan dari unggas ke manusia, karena didalam kotoran unggas yang sakit terkandung banyak sekali virus H5N1.
E. PENCEGAHAN
Pencegahan penyebaran penyakit flu burung dapat dilakukan dengan menerapakan tindakan preventif/ atau pencegahan terhadap unggas itu sendiri maupun manusia.
A. Pada Unggas
1. Pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi flu burung dalam radius tiga kilometer.
2. Vaksinasi pada unggas yang sehat
3. Meningkatkan biosekuriti, suatu tindakan pengawasan dan pengamanan yang ketat terhadap unggas yang terinfeksi flu burung.
4. Peningkatan kesadaran masyarakat
5. Pengisian kandang kembali
6. Pengawasan kasus flu burung
7. Pengendalian lalu lintas keluar masuk ternak unggas dan produk unggas.
B. Pada Manusia
1. Kelompok berisiko tinggi ( pekerja peternakan dan pedagang atau yang bersentuhan dengan produk unggas)
a. Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja.
b. Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang terinsfeksi flu burung.
c. Menggunakan alat pelindung diri. (contoh : masker dan pakaian kerja).
d. Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja.
e. Membersihkan kotoran unggas setiap hari.
f. Imunisasi.
2. Masyarakat umum
Bagi masyarakat pada umumnya yang perlu dilakukan adalah menjaga higien pribadi dan lingkungan, serta memperoleh vaksinasi.
a. Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan bergizi & istirahat cukup.
b. Mengolah unggas dengan cara yang benar, yaitu :
- Pilih unggas yang sehat (tidak terdapat gejala-gejala penyakit pada
tubuhnya)
- Memasak daging ayam sampai dengan suhu ± 800C selama 1 menit
dan pada telur sampai dengan suhu ± 640C selama 4,5 menit.
F. PENGOBATAN
Tata laksana pengobatan bagi penderita flu burung adalah rawat inap di rumah sakit pada ruang isolasi untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan yang sesuai, karena sifat penyakit yang ganas.
Pengobatan dilakukan dengan :
1. Oksigenasi bila terdapat sesak napas.
2. Hidrasi dengan pemberian cairan parenteral (infus).
3. Pemberian obat anti virus oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 7 hari.
4. Amantadin diberikan pada awal infeksi , sedapat mungkin dalam waktu 48 jam pertama selama 3-5 hari dengan dosis 5 mg/kg BB perhari dibagi dalam 2 dosis. Bila berat badan lebih dari 45 kg diberikan 100 mg 2 kali sehari.
G. TINDAKAN DEPKES
Dalam rangka mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh flu burung, Departemen Kesehatan mengambil beberapa tindakan, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Melakukan Investigasi pada pekerja, penjual dan penjamah produk ayam di beberapa daerah KLB flu burung pada ayam di Indonesia (untuk mengetahui infeksi flu burung pada manusia)
b. Melakukan monitoring secara ketat terhadap orang-orang yang pernah kontak dengan orang yang diduga terkena flu burung. hingga terlewati dua kali masa inkubasi yaitu 14 hari.
c. Menyiapkan 44 rumah sakit di seluruh Indonesia untuk menyiapkan ruangan observasi terhadap pasien yang dicurigai mengidap Avian Influenza.
d. Memberlakukan kesiapsiagaan di daerah yang mempunyai resiko yaitu provinsi Jabar, DKI Jakarta dan Banten serta membentuk POSKO di Ditjen PP & PL dengan nomor telepon/fax: (021) 425 7125
e. menginstruksikan kepada Gubernur pemerintah propinsi untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap kemungkinan terjangkitnya flu burung di wilayah masing-masing
f. Meningkatkan upaya penyuluhan kesehatan masyarakat dan membangun
jejaring kerja dengan berbagai pihak untuk edukasi terhadap masyarakat agar masyarakat tetap waspada dan tidak panik
g. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan departemen pertanian dan pemerintah daerah dalam upaya penanggulangan flu burung
h.mengumpulkan informasi yang meliputi aspek lingkungan dan faktor resiko untuk mencari kemungkinan sumber penularan oleh tim investigasi yang terdiri dari Depkes, Deptan dan WHO.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penyebab flu burung di Indonesia adalah virus influenza tipe A subtype H5N1. Tingkat kematian penderita flu burung tinggi.Perlu kewaspadaan pada kelompok berisiko tinggi (pekerja di peternakan ayam , pemotong ayam dan penjamah produk unggas lainnya), dengan memperhatikan cara pencegahan. Flu burung menular dari unggas ke unggas, dan dari unggas ke manusia, Penyakit ini dapat menular melalui udara yang tercemar virus H5N1 yang berasal dari kotoran atau sekreta burung/unggas yang menderita flu burung. Penularan dari unggas ke manusia juga dapat terjadi jika manusia telah menghirup udara yang mengandung virus flu burung atau kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi flu burung atau benda-benda yang terkontaminasi oleh kotoran unggas sakit yang mengandung virus H5N1.
B. SARAN
Perlu adanya penyuluhan/promosi kesehatan kepada masyarakat tentang penyakit flu burung agar masyarakat tidak panik dan takut untuk mengkonsumsi produk unggas namun harus tetap waspada.